Kumis kucing sendiri tidak lebih dari sejenis
rambut tebal dan panjang biasa. Pentingnya kumis ini terletak pada
kenyataan bahwa mereka berakar ke dalam folikel yang dikelilingi oleh
jari
ngan otot yang sangat kaya akan sel
saraf dan sel-sel sensorik. Sel-sel saraf pada akar ini kemudian
terhubung ke area khusus dari otak kucing.
Fungsi utama dari kumis kucing adalah untuk bekerja sebagai sistem pemindaian (scanning) lingkungan. Yang menarik, kucing tidak perlu menyentuh objek dengan kumis mereka untuk mendeteksi objek. Saraf di dasar kumis bahkan cukup sensitif untuk mendeteksi gerakan kecil udara yang menggetarkan kumis. Mereka begitu sensitif, kucing bahkan dapat mendeteksi gerakan udara dalam ruangan, seperti udara yang mengalir di sekitar perabotan, yang memungkinkan kucing tahu ada objek di sana, bahkan ketika keadaan sedang gelap gulita. Oleh karena itu, nama ilmiah untuk kumis kucing adalah 'vibrissae' yang mengisyaratkan sensitivitas mereka untuk getaran dalam arus udara.
Hal ini penting untuk kucing karena mereka adalah pelihat jarak jauh dan memiliki kesulitan untuk melihat hal-hal yang dekat (seperti orang yang mengalami rabun dekat). Oleh karena itu, kucing liar di alam akan aktif di malam hari (nokturnal), karena hal ini akan membantu mereka "melihat" lebih jelas pada saat mereka berburu. Karena hal ini pula, kucing yang mengalami kebutaan pada mata mereka akan mengandalkan hampir sepenuhnya pada kumis mereka untuk menentukan arah dan mengetahui benda-benda di sekitarnya.
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa kucing tanpa kumis akan mengalami kesulitan dalam memperkirakan ukuran bukaan pintu dan dapat dengan mudah terjebak. Karena tidak seperti manusia yang dapat berjalan mundur dengan mudah, kucing memiliki struktur tulang selangka yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat memutar balik melalui bukaan yang sangat sempit. Sehingga sekali mereka salah memperkirakan besar bukaan yang akan dilalui, mereka akan tersangkut.
Fungsi utama dari kumis kucing adalah untuk bekerja sebagai sistem pemindaian (scanning) lingkungan. Yang menarik, kucing tidak perlu menyentuh objek dengan kumis mereka untuk mendeteksi objek. Saraf di dasar kumis bahkan cukup sensitif untuk mendeteksi gerakan kecil udara yang menggetarkan kumis. Mereka begitu sensitif, kucing bahkan dapat mendeteksi gerakan udara dalam ruangan, seperti udara yang mengalir di sekitar perabotan, yang memungkinkan kucing tahu ada objek di sana, bahkan ketika keadaan sedang gelap gulita. Oleh karena itu, nama ilmiah untuk kumis kucing adalah 'vibrissae' yang mengisyaratkan sensitivitas mereka untuk getaran dalam arus udara.
Hal ini penting untuk kucing karena mereka adalah pelihat jarak jauh dan memiliki kesulitan untuk melihat hal-hal yang dekat (seperti orang yang mengalami rabun dekat). Oleh karena itu, kucing liar di alam akan aktif di malam hari (nokturnal), karena hal ini akan membantu mereka "melihat" lebih jelas pada saat mereka berburu. Karena hal ini pula, kucing yang mengalami kebutaan pada mata mereka akan mengandalkan hampir sepenuhnya pada kumis mereka untuk menentukan arah dan mengetahui benda-benda di sekitarnya.
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa kucing tanpa kumis akan mengalami kesulitan dalam memperkirakan ukuran bukaan pintu dan dapat dengan mudah terjebak. Karena tidak seperti manusia yang dapat berjalan mundur dengan mudah, kucing memiliki struktur tulang selangka yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat memutar balik melalui bukaan yang sangat sempit. Sehingga sekali mereka salah memperkirakan besar bukaan yang akan dilalui, mereka akan tersangkut.
Komentar