pernah makan makanan cepat saji? Coba lihat wadahnya, pasti terbuat dari Styrofoam. Apa sebenarnya styrofoam itu?
Berbahayakah? Adakah dampaknya ke lingkungan?
Styrofoam (disebut juga polystyrene) umumnya berwarna putih bersih. Bentuknya praktis dan ringan. Styrofoam kerap dijadikan bungkus makanan karena mampu mencegah kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang.
Selain itu, styrofoam juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang. Bentuknya yang ringan menjadikan styrofoam mudah dibawa. Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan utuh.
Alasan lain dipilihnya styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan terlebih karena b
harganya yang murah.
Dengan segala kelebihannya itulah, styrofoam menjadi pilihan utama dalam membungkus makanan. Mulai dari restoran cepat saji, pedagang jajanan di pinggir jalan, hingga dalam berbagai acara dan kegiatan, styrofoam sering kali menjadi pilihan.
Namun di balik kelebihannya itu, styrofoam ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Komponen styrofoam ( benzen dan styrene ) dapat menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Komponen ini mudah terlepas saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak, atau minyak.
Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Sehingga sampah styrofoam di dalam tanah akan tetap pada bentuknya, tidak berubah, apalagi hancur hingga kapanpun, mungkin hingga akhir bumi ini.
Save The Earth,
No Styrofoam
Berbahayakah? Adakah dampaknya ke lingkungan?
Styrofoam (disebut juga polystyrene) umumnya berwarna putih bersih. Bentuknya praktis dan ringan. Styrofoam kerap dijadikan bungkus makanan karena mampu mencegah kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang.
Selain itu, styrofoam juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang. Bentuknya yang ringan menjadikan styrofoam mudah dibawa. Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan utuh.
Alasan lain dipilihnya styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan terlebih karena b
harganya yang murah.
Dengan segala kelebihannya itulah, styrofoam menjadi pilihan utama dalam membungkus makanan. Mulai dari restoran cepat saji, pedagang jajanan di pinggir jalan, hingga dalam berbagai acara dan kegiatan, styrofoam sering kali menjadi pilihan.
Namun di balik kelebihannya itu, styrofoam ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan. Komponen styrofoam ( benzen dan styrene ) dapat menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Komponen ini mudah terlepas saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak, atau minyak.
Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Sehingga sampah styrofoam di dalam tanah akan tetap pada bentuknya, tidak berubah, apalagi hancur hingga kapanpun, mungkin hingga akhir bumi ini.
Save The Earth,
No Styrofoam
Komentar
ini konfirmasi dari BPOM
mw join?