Urusan tidur terkesan hanya sepele, tapi nyatanya sangat menyiksa kalau
dibiarkan berlarut-larut. Banyak orang kehilangan semangat kerja
gara-gara waktu istirahat malamnya terampas oleh ganasnya penyakit susah
merem alias insomnia.
Julukan kalong sering ditujukan pada para pengidap insomnia atau gangguan tidur karena keduanya punya kemiripan dalam hal pola tidur. Kalong, sejenis kelelawar pemakan buah merupakan binatang nocturnal yang banyak beraktivitas di malam hari, persis seperti pengidap insomnia.
Meski demikian, ada kalanya julukan kalong agak meleset karena tidak semua pengidap insomnia terjaga di malam hari. Gangguan susah tidur ini tidak selalu muncul pada malam hari, tetapi bisa kapan saja sejak sore hari, dinihari hingga pagi-pagi buta.
Insomnia yang muncul sore atau malam hari biasanya disebut initial insomnia, yang membuat penderitanya susah terlelap. Butuh waktu relatif lama dari sejak berbaring di tempat tidur hingga benar-benar memejamkan mata dan larut di alam mimpi.
Ada juga insomnia yang muncul tengah malam atau dinihari, ketika seharusnya seseorang sedang lelap-lelapnya tertidur. Middle insomnia namanya, yakni insomnia yang membuat orang tidur tidak nyenyak dan sering terbangun tengah malam karena gelisah.
Jenis insomnia yang terakhir ini tidak kalah seringnya dialami, yakni terminal insomnia yang membuat orang terbangun lebih awal dari yang seharusnya. Pada kasus semacam ini, orang tidak pernah membutuhkan alarm ponsel maupun jam beker karena pasti sudah bangun sebelum peralatan itu berbunyi.
Apapun jenis insomnia yang diderita, efeknya sama saja. Kualitas dan kuantitas istirahat malam jadi berkurang, badan jadi tidak bugar sehingga produktivitas kerja menurun karena sepanjang hari harus menahan kantuk dan akhirnya jadi susah menjaga konsentrasi.
Jika istilah insomnia berarti susah tidur, maka ada istilah yang hampir mirip bagi yang selalu mengantuk di siang hari yakni hipersomnia. Umumnya tidak digolongkan sebagai penyakit, tetapi hipersomia sering menunjukkan adanya masalah serius termasuk insomnia itu sendiri.
Dalam jangka panjang, insomnia maupun hipersomnia juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis yang mematikan. Diabetes, gangguan jantung, kanker dan bahkan kecenderungan bunuh diri karena depresi berkepanjangan bisa juga berawal dari masalah sepele yakni susah tidur.
Julukan kalong sering ditujukan pada para pengidap insomnia atau gangguan tidur karena keduanya punya kemiripan dalam hal pola tidur. Kalong, sejenis kelelawar pemakan buah merupakan binatang nocturnal yang banyak beraktivitas di malam hari, persis seperti pengidap insomnia.
Meski demikian, ada kalanya julukan kalong agak meleset karena tidak semua pengidap insomnia terjaga di malam hari. Gangguan susah tidur ini tidak selalu muncul pada malam hari, tetapi bisa kapan saja sejak sore hari, dinihari hingga pagi-pagi buta.
Insomnia yang muncul sore atau malam hari biasanya disebut initial insomnia, yang membuat penderitanya susah terlelap. Butuh waktu relatif lama dari sejak berbaring di tempat tidur hingga benar-benar memejamkan mata dan larut di alam mimpi.
Ada juga insomnia yang muncul tengah malam atau dinihari, ketika seharusnya seseorang sedang lelap-lelapnya tertidur. Middle insomnia namanya, yakni insomnia yang membuat orang tidur tidak nyenyak dan sering terbangun tengah malam karena gelisah.
Jenis insomnia yang terakhir ini tidak kalah seringnya dialami, yakni terminal insomnia yang membuat orang terbangun lebih awal dari yang seharusnya. Pada kasus semacam ini, orang tidak pernah membutuhkan alarm ponsel maupun jam beker karena pasti sudah bangun sebelum peralatan itu berbunyi.
Apapun jenis insomnia yang diderita, efeknya sama saja. Kualitas dan kuantitas istirahat malam jadi berkurang, badan jadi tidak bugar sehingga produktivitas kerja menurun karena sepanjang hari harus menahan kantuk dan akhirnya jadi susah menjaga konsentrasi.
Jika istilah insomnia berarti susah tidur, maka ada istilah yang hampir mirip bagi yang selalu mengantuk di siang hari yakni hipersomnia. Umumnya tidak digolongkan sebagai penyakit, tetapi hipersomia sering menunjukkan adanya masalah serius termasuk insomnia itu sendiri.
Dalam jangka panjang, insomnia maupun hipersomnia juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis yang mematikan. Diabetes, gangguan jantung, kanker dan bahkan kecenderungan bunuh diri karena depresi berkepanjangan bisa juga berawal dari masalah sepele yakni susah tidur.
Komentar