Emank bisa?
kadang banyak pertanyaan dalam benak kita mengenai hal tersebut.. but jangan kuatir ahli ahli ja bisa tau kan berapa umur mumi dan hewan sejenisnya
kita juga jangan mau kalah dong hehehe
awal ja kita coba dengan bangkai tikus yang ada dirumah kita atau bangkai kucing deh haha
liat deh pasti ada hewan hewan menjijikan atau ada hewan yang hidup ditubuh hewan tersebut
nah mari kita kaji tentang hal itu dalam ilmu biologi ,,
okey this it is........
admin bagaimana cara menghitung jeda waktu kematian seorang korban pembunuhan ,dengan dengan kemunculan belatung dan apa hubungan nya??
admin : spesies-spesies yang ada pada mayat beberapa diantaranya menghasilkan senyawa racun yang berasal dari serangga (entomotoksin). Toksin tersebut juga dapat digunakan untuk mengestismasi waktu kematian (Goff et al., 1994). Berdasarkan adanya racun pada serangga tersebut, maka muncullah kajian entomotoksikologi yang mempelajari sampel toksin yang terdapat pada serangga selama proses dekomposisi dan digunakan untuk mendeteksi adanya obat dan berbagai macam toksin pada jaringan tubuh mayat (Introna et al., 2001).
Berdasarkan penelitian Tracqui et al. (2004) telah ditemukan 29 macam senyawa necropsies atau senyawa yang bukan dari tubuh mayat (meliputi benzodiazepines, barbiturates, antidepressants, phenothiazine, opiates, cannabinoids, meprobamate, digoxin dan nefopam). Dalam penelitian tersebut menyatakan ada korelasi antara konsentrasi obat pada tubuh manusia terhadap larva.
Pada kasus entomotoksikologi tersebut, serangga-serangga yang ditemukan pada mayat dapat digunakan untuk analisis toksikologi. Namun ada kelemahan jika menggunakan analisis ini untuk menghitung interval postmortem jika salah dalam menghitung tahapan perkembangan serangga. Sehingga alternatifnya adalah mengkaji efek biomakumulasi obat dan metabolismenya pada serangga necrophagous dan efeknya terhadap laju perkembangannya (Amendt et al., 2004a).
Untuk mengukur waktu kematian dapat digunakan suhu yang dibutuhkan oleh serangga untuk hidup. Serangga merupakan hewan poikilotermik atau hewan yang suhu tubuh dan aktivitas metabolismenya dipengaruhi oleh lingkungan. Serangga menggunakan energi panas (thermal unit) untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Sehingga kebutuhan energi selama masa hidupnya dapat dikalkulasi. Thermal unit disebut juga hari derajat (degree days – oD ) yang mana nilai oD dapat ditambahkan bersamaan yang akan menghasilkan nilai accumulated degree days (ADD). Jika periode thermal unit pendek maka bisa digunakan accumulated degree hours (ADH). Dari peristiwa tersebut, maka waktu kematian dpat dihitung dengan menggunakan rumus:
ADH= Waktu(hours) × (temperatur− temperatur basal)
ADD= Waktu(days) × (temperatur− temperatur basal)
Waktu yang digunakan adalah waktu tahapan perkembangan serangga yang dapat diketahui dari literatur yang sudah ada. Sementara temperatur yang digunakan adalah temperatur lingkungan yang bisa diperoleh melalui stasium badan meteorologi. Sementara temperatur basal adalah temperatur fisiologi terendah yang setiap serangga memiliki nilai temperatur yang berbeda-beda (Tabel 2).
Calliphora vicina : base temperatur 2.0 C
Calliphora vomitoria : base temperatur 3.0 C
Protophormia terraenovae : 7.8 base temperatur C
Lucilia sericata : 9.0 base temperatur C
Chrysomya albiceps : 10.2 base temperatur C
Muscina stabulans : 7.2 base temperatur C
Phormia regina : 11.4 base temperatur C
Tabel 2. Nilai temperatur basal (Gennard, 2007).
Sebagai contoh ditemukan larva instar III dari spesies Calliphora vicina yang periode waktunya selama 68 jam. Kemudian suhu lingkungan adalah 26,7 C dan tempertur basalnya adalah 2 C. Sehingga akan diperoleh nilai:
ADH = 68 × (26,7 – 2) = 1679,6
ADD = 1679,6/24 = 7
Dari perhitungan tersebut dapat diperkirakan waktu kematiannya adalah 7 hari
Gmana sob.. udah ngerti atau emang ga ngerti hahaha
masih bingung ya..
klo bingung bisa tanyain ja langsung ke kita..
disini kita bisa bantu kok.. anda puas kami pun senang so,,,,, liatin trus perkembangan kita ya hehe ditunggu loh:}
*I'm David)
kadang banyak pertanyaan dalam benak kita mengenai hal tersebut.. but jangan kuatir ahli ahli ja bisa tau kan berapa umur mumi dan hewan sejenisnya
kita juga jangan mau kalah dong hehehe
awal ja kita coba dengan bangkai tikus yang ada dirumah kita atau bangkai kucing deh haha
liat deh pasti ada hewan hewan menjijikan atau ada hewan yang hidup ditubuh hewan tersebut
nah mari kita kaji tentang hal itu dalam ilmu biologi ,,
okey this it is........
admin bagaimana cara menghitung jeda waktu kematian seorang korban pembunuhan ,dengan dengan kemunculan belatung dan apa hubungan nya??
admin : spesies-spesies yang ada pada mayat beberapa diantaranya menghasilkan senyawa racun yang berasal dari serangga (entomotoksin). Toksin tersebut juga dapat digunakan untuk mengestismasi waktu kematian (Goff et al., 1994). Berdasarkan adanya racun pada serangga tersebut, maka muncullah kajian entomotoksikologi yang mempelajari sampel toksin yang terdapat pada serangga selama proses dekomposisi dan digunakan untuk mendeteksi adanya obat dan berbagai macam toksin pada jaringan tubuh mayat (Introna et al., 2001).
Berdasarkan penelitian Tracqui et al. (2004) telah ditemukan 29 macam senyawa necropsies atau senyawa yang bukan dari tubuh mayat (meliputi benzodiazepines, barbiturates, antidepressants, phenothiazine, opiates, cannabinoids, meprobamate, digoxin dan nefopam). Dalam penelitian tersebut menyatakan ada korelasi antara konsentrasi obat pada tubuh manusia terhadap larva.
Pada kasus entomotoksikologi tersebut, serangga-serangga yang ditemukan pada mayat dapat digunakan untuk analisis toksikologi. Namun ada kelemahan jika menggunakan analisis ini untuk menghitung interval postmortem jika salah dalam menghitung tahapan perkembangan serangga. Sehingga alternatifnya adalah mengkaji efek biomakumulasi obat dan metabolismenya pada serangga necrophagous dan efeknya terhadap laju perkembangannya (Amendt et al., 2004a).
Untuk mengukur waktu kematian dapat digunakan suhu yang dibutuhkan oleh serangga untuk hidup. Serangga merupakan hewan poikilotermik atau hewan yang suhu tubuh dan aktivitas metabolismenya dipengaruhi oleh lingkungan. Serangga menggunakan energi panas (thermal unit) untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Sehingga kebutuhan energi selama masa hidupnya dapat dikalkulasi. Thermal unit disebut juga hari derajat (degree days – oD ) yang mana nilai oD dapat ditambahkan bersamaan yang akan menghasilkan nilai accumulated degree days (ADD). Jika periode thermal unit pendek maka bisa digunakan accumulated degree hours (ADH). Dari peristiwa tersebut, maka waktu kematian dpat dihitung dengan menggunakan rumus:
ADH= Waktu(hours) × (temperatur− temperatur basal)
ADD= Waktu(days) × (temperatur− temperatur basal)
Waktu yang digunakan adalah waktu tahapan perkembangan serangga yang dapat diketahui dari literatur yang sudah ada. Sementara temperatur yang digunakan adalah temperatur lingkungan yang bisa diperoleh melalui stasium badan meteorologi. Sementara temperatur basal adalah temperatur fisiologi terendah yang setiap serangga memiliki nilai temperatur yang berbeda-beda (Tabel 2).
Calliphora vicina : base temperatur 2.0 C
Calliphora vomitoria : base temperatur 3.0 C
Protophormia terraenovae : 7.8 base temperatur C
Lucilia sericata : 9.0 base temperatur C
Chrysomya albiceps : 10.2 base temperatur C
Muscina stabulans : 7.2 base temperatur C
Phormia regina : 11.4 base temperatur C
Tabel 2. Nilai temperatur basal (Gennard, 2007).
Sebagai contoh ditemukan larva instar III dari spesies Calliphora vicina yang periode waktunya selama 68 jam. Kemudian suhu lingkungan adalah 26,7 C dan tempertur basalnya adalah 2 C. Sehingga akan diperoleh nilai:
ADH = 68 × (26,7 – 2) = 1679,6
ADD = 1679,6/24 = 7
Dari perhitungan tersebut dapat diperkirakan waktu kematiannya adalah 7 hari
Gmana sob.. udah ngerti atau emang ga ngerti hahaha
masih bingung ya..
klo bingung bisa tanyain ja langsung ke kita..
disini kita bisa bantu kok.. anda puas kami pun senang so,,,,, liatin trus perkembangan kita ya hehe ditunggu loh:}
*I'm David)
Komentar